` PRASASTI PLUMPUNGAN
(MENGUAK TEKA TEKI PERTANGGALAN KALENDER SAKA)
Oleh Anjrah Widayaka
Prasasti
Plumpungan adalah prasasti tertua kedua yang ditemukan di pulau Jawa setelah
Prasasti Canggal tahun 654 Saka, yaitu pada tahun 672 Saka.
Pada
kesempatan ini saya ingin mencoba mengungkap penulisan pertanggalan Prasasti Plumpungan
yang cara penulisan pertanggalannya berbeda
dengan penulisan pertanggalan pada
umumnya sebuah prasasti.
Merujuk pada
buletin Louis Charles Damais dalam Etudes D’Ephigraphie Indonesienne halaman
246 tentang Prasasti Hampran, juga pada alih aksara di lokasi Prasasti
Plumpungan, disitu pertanggalannya tertulis Swasti Sakawarsatita 672/4/31/../../..
(..).
Dan LC Damais sendiri belum bisa mengkonversi
penanggalan tersebut secara pasti karena dalam sistem tahun Saka tidak ada tanggal
31, tanggal atau titi hanya sampai tanggal 15, dan angka 4 adalah urutan bulan
yang equivalen dengan bulan Kartika.
Tetapi oleh
para ahli perumus hari jadi kota Salatiga pada tahun 1995, dirumuskan bahwa
konversi pertanggalan Saka kedalam pertanggalan Masehi adalah tanggal 24 Juli
750 M hari Jumat. Saya tidak tahu apakah tim perumus telah dapat mengalih-aksarakan
teka teki pada keempat titik titik tersebut, yang mungkin pada titik titik
ketiga dialih-aksarakan sebagai SU yang berarti SUKRA atau Jumat. Mudah mudahan
benar adanya.
Pada
kesempatan ini saya akan mencoba mengungkap pertanggalan prasasti Plumpungan
berdasarkan alih aksara yang telah ada.
Pada umumnya
penulisan pertangalan Prasasti di Indonesia, antara lain
1.
Tahun
Biasanya penulisan tahun menggunakan angka, ataupun
dengan menggunakan sengkalan yang penulisannya dibalik dari belakang.
2.
Titi/ Tanggal
Biasanya ditulis dengan istilah (tanggal 1/Praptipada
s/d 15/Pancadasi)
3.
Paroh Bulan
4.
Biasanya ditulis Suklapaksa/paroh terang atau
Krisnapaksa/paroh gelap
5.
Bulan
Biasanya ditulis nama bulan ( Srawana s/d Asada)
6.
Wara/Hari
Biasanya ditulis nama depan dari wara tersebut, yaitu urut
dari sadwara, pancawara, saptawara. Sebagai Contoh misalnya Tu Pa Ra artinya Tungle
Pahing Radite maksudnya adalah Minggu Pahing Tungle yang tentunya adalah masuk
dalam wuku Sinta.
Sebagai orang
yang tertarik pada sistem penanggalan Saka, pada kesempatan ini saya ingin
mengungkap pertanggalan pada prasasti Hampran atau lebih dikenal sebagai
prasasti Plumpungan ini.
1.
Angka 672, jelas adalah tahun 672 Saka.
2.
Angka 4, adalah nama urutan bulan yang tentunya
adalah bulan Kartika
3.
Angka 31, yang menjadi teka teki besar para ahli
sejarah, menurut pemikiran saya adalah
Angka 3 sebagai titi atau tanggal 3 atau Tritiya,
sedangkan
Angka 1 sebagai paroh bulan pertama artinya adalah
Suklapaksa/ paroh terang.
Jadi jawaban
teka teki pertanggalan pada prasasti Plumpungan tersebut adalah Tanggal 3 Suklapaksa bulan Kartika tahun
672 Saka.
Berdasarkan rumus
sistem tahun saka yang saya buat, kalau dikonversikan kedalam tahun masehi
adalah 9 Oktober 750 Masehi pada
hari Ma Po Su artinya Mawulu Pon Sukra atau Jumat Pon Mawulu yang tentunya masuk
dalam wuku Tambir. Dimana terhitung
sejak tahun baru saka tanggal 1 suklapaksa yang bertepatan dengan Jumat Pahing
Uwas wuku Gumbreg tanggal 10 Juli 750 M.
Semoga tulisan
saya ini bermanfaat bagi banyak orang, dan menambah kedewasaan dalam bersikap
setelah bertambahnya usia.
Klaten, 20 Juli 2014.
Selamat Hari
Jadi kota Salatiga ke 1264.
Teriring Salam
dari saya Anjrah widayaka Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta.
Salam Budaya.