Senin, 21 Juli 2014




`                                      PRASASTI PLUMPUNGAN
(MENGUAK TEKA TEKI  PERTANGGALAN KALENDER SAKA)
Oleh Anjrah Widayaka
Prasasti Plumpungan adalah prasasti tertua kedua yang ditemukan di pulau Jawa setelah Prasasti Canggal tahun 654 Saka, yaitu pada tahun 672 Saka.
Pada kesempatan ini saya ingin mencoba mengungkap penulisan pertanggalan Prasasti Plumpungan yang  cara penulisan pertanggalannya berbeda dengan penulisan pertanggalan  pada umumnya sebuah prasasti.
Merujuk pada buletin Louis Charles Damais dalam Etudes D’Ephigraphie Indonesienne halaman 246 tentang Prasasti Hampran, juga pada alih aksara di lokasi Prasasti Plumpungan, disitu pertanggalannya tertulis Swasti Sakawarsatita 672/4/31/../../.. (..).
 Dan LC Damais sendiri belum bisa mengkonversi penanggalan tersebut secara pasti karena dalam sistem tahun Saka tidak ada tanggal 31, tanggal atau titi hanya sampai tanggal 15, dan angka 4 adalah urutan bulan yang equivalen dengan bulan Kartika.
Tetapi oleh para ahli perumus hari jadi kota Salatiga pada tahun 1995, dirumuskan bahwa konversi pertanggalan Saka kedalam pertanggalan Masehi adalah tanggal 24 Juli 750 M hari Jumat. Saya tidak tahu apakah tim perumus telah dapat mengalih-aksarakan teka teki pada keempat titik titik tersebut, yang mungkin pada titik titik ketiga dialih-aksarakan sebagai SU yang berarti SUKRA atau Jumat. Mudah mudahan benar adanya.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba mengungkap pertanggalan prasasti Plumpungan berdasarkan alih aksara yang telah ada.
Pada umumnya penulisan pertangalan Prasasti di Indonesia, antara lain
1.       Tahun
Biasanya penulisan tahun menggunakan angka, ataupun dengan menggunakan sengkalan yang penulisannya dibalik dari belakang.
2.       Titi/ Tanggal
Biasanya ditulis dengan istilah (tanggal 1/Praptipada s/d 15/Pancadasi)
3.       Paroh Bulan
4.       Biasanya ditulis Suklapaksa/paroh terang atau Krisnapaksa/paroh gelap
5.       Bulan
Biasanya ditulis nama bulan ( Srawana s/d Asada)
6.       Wara/Hari
Biasanya ditulis nama depan dari wara tersebut, yaitu urut dari sadwara, pancawara, saptawara. Sebagai Contoh misalnya Tu Pa Ra artinya Tungle Pahing Radite maksudnya adalah Minggu Pahing Tungle yang tentunya adalah masuk dalam wuku Sinta.
Sebagai orang yang tertarik pada sistem penanggalan Saka, pada kesempatan ini saya ingin mengungkap pertanggalan pada prasasti Hampran atau lebih dikenal sebagai prasasti Plumpungan ini.
1.       Angka 672, jelas adalah tahun 672 Saka.
2.       Angka 4, adalah nama urutan bulan yang tentunya adalah bulan Kartika
3.       Angka 31, yang menjadi teka teki besar para ahli sejarah, menurut pemikiran saya adalah
Angka 3 sebagai titi atau tanggal 3 atau Tritiya, sedangkan
Angka 1 sebagai paroh bulan pertama artinya adalah Suklapaksa/ paroh terang.
Jadi jawaban teka teki pertanggalan pada prasasti Plumpungan tersebut adalah Tanggal 3 Suklapaksa bulan Kartika tahun 672 Saka.
Berdasarkan rumus sistem tahun saka yang saya buat, kalau dikonversikan kedalam tahun masehi adalah 9 Oktober 750 Masehi pada hari Ma Po Su artinya Mawulu Pon Sukra atau Jumat Pon Mawulu yang tentunya masuk dalam wuku Tambir. Dimana terhitung sejak tahun baru saka tanggal 1 suklapaksa yang bertepatan dengan Jumat Pahing Uwas wuku Gumbreg tanggal 10 Juli 750 M.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi banyak orang, dan menambah kedewasaan dalam bersikap setelah bertambahnya usia.
Klaten, 20 Juli 2014.
Selamat Hari Jadi kota Salatiga ke 1264.
Teriring Salam dari saya Anjrah widayaka Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta.
Salam Budaya.

Senin, 19 Mei 2014



Sistem Penanggalan Saka
Oleh Anjrah Widayaka
Pada tulisan tulisan yang telah ada tentang sistem penanggalan Saka, ternyata hanya masih sebatas sejarah asal usul, kapan dimulainya, sistem lunisolar, konsep sunyi/ nol, nama nama hari sadwara saptawara pancawara, nama nama wuku, nama nama bulan, paroh terang dan paruh gelap. Dan belum sampai menyentuh sistem rumusannya.
Pada kesempatan ini, saya akan menulis lebih banyak lagi, yang belum ditulis orang lain, dan untuk melengkapi yang belum diketahui oleh banyak orang, dan mohon maaf, mungkin akan bertolak belakang dengan teori teori yang telah ada. Semoga tulisan saya ini akan menambah pengetahuan kita tentang sistem penanggalan.
Berbekal hobi dan ketertarikan, saya sebagai orang awam yang senang dengan hitung menghitung penanggalan, maka saya telah berusaha mencoba merumuskan sistem penanggalan saka, dan telah mencoba mengurutkannya secara harian, yang meliputi sadwara saptawara pancawara wuku terhadap penanggalan matahari kalender Julian/Grogorian maupun penanggalan bulan kalender hijriah/jawa yang meliputi tanggal bulan dan tahun . Dalam telah membuat rumus praktis cara menghitung hari, pasaran, paringkelan dalam kalender masehi.
Penanggalan Saka berasal dari India, yang dimulai pada hari Rabu Kliwon Haryang wuku Galungan, Windu Sengara, pada tanggal 1 suklapaksa bulan Srawana tahun 0 Saka, yang bertepatan pada tanggal 1 Juli 78 Masehi. Penanggalan Saka adalah penanggalan seperti penanggalan kuno lainnya (Cina, Budha, Yahudi, dll) yang menggabungkan 2 perputaran/rotasi atau disebut lunisolar. Untuk penghitungan angka tahun berdasarkan rotasi bumi mengitari matahari, tetapi penghitungan urutan bulan berdasarkan rotasi bulan mengitari bumi.
3 Keunikan penentuan tahun baru Saka.
1.       Untuk penghitungan rumus penanggalan Saka, dan penentuan tahun baru selalu dimulai pada tanggal 1 suklapaksa bulan pertama/ bulan Srawana yang selalu jatuh pada bulan Juli kalender Julian, yang dirayakan sebagai tahun baru.
2.       Untuk penghitungan pergantian angka tahun, selalu dimulai pada bulan ke 9 / bulan cetra yang jatuh pada bulan Maret kalender Julian, yang dirayakan sebagai hari raya Nyepi.
3.       Tahun baru pawukon, yaitu untuk memperingati siklus pawukon yang rotasinya 7 x 5 x 6 = 210 hari, yang selalu jatuh pada hari Rabu Kliwon Haryang wuku Galungan, yang diperingati sebagai hari raya Galungan.
Catatan.
1 Dengan demikian dapat diketahui kenapa tahun pertama kalender Saka adalah tahun 0, jawabannya karena tahun pertama jumlahnya hanya 8 bulan.
2. Dan tahun pertama/ tahun 0 tidak dimulai pada bulan cetra/ maret, sekaligus menghapus anggapan konsep sunyi.
3. Membuka misteri tentang peringatan hari raya Galungan yaitu memperingati dimulainya Tahun Saka, pada hari Rabu Kliwon Haryang wuku Galungan.
4. Dengan berubahnya kalender Masehi dari Julian ke Gregorian dengan menghilangkan 10 tanggal, telah mengganggu dan mengkacaukan sistem Saka yang berpedoman pada sistem Julian, yang akhirnya dijawab oleh Sultan Agung Mataram, dengan mengubah Kalender Saka/ tahun Surya Candra menjadi Tahun Jawa/tahun Candra .
Nama nama hari
Saptawara (7 hari)  mingguan
1.       Radite
2.       Soma
3.       Anggara
4.       Budha
5.       Wrespati
6.       Sukra
7.       Saniscara
 Pancawara (5 hari) pasaran
1.       Pon
2.       Wage
3.       Kaliwon
4.       Umanis/legi
5.       Pahing
 Sadwara (6 hari) paringkelan
1.       Tugle
2.       Haryang
3.       Wurukung
4.       Paningrong
5.       Uwas
6.       Mawulu
Pawukon
Sinta Landep Wukir Kurantil Tolu Gumbreg Warigalit Warigagung Julungwangi Julungsungsang Galungan Kuningan Langkir Mandasia Julungpujud Pahang Kuruwelut Marakeh Tambir Madangkungan Maktal Wuye Manahil Prangbakat Bala Wugu Wayang Kulawu Dukut Watugunung
Titi/ tanggal
Tanggal hanya dari tanggal 1 s/d tanggal 15
1.       Praptida
2.       Dwitiya
3.       Tritiya
4.       Caturti
5.       Pancami
6.       Sadtiya
7.       Saptami
8.       Astami
9.       Danawi
10.   Dasami
11.   Ekadasi
12.   Dwadasi
13.   Trayodasi
14.   Caturdasi
15.   Pancadasi
Pembagian waktu dalam sebulan
1.       Suklapaksa / paroh terang , adalah waktu antara bulan muncul s/d bulan purnama
2.       Krisnapaaksa/ paroh gelap, adalah waktu antara purnama s/d bulan tenggelam
Nama nama Bulan dan jumlah hari
1.       Srawana     30
2.       Badrawana 29
3.       Asuji           30
4.       Kartika        29
5.       Margasira  30
6.       Posya         29
7.       Magha       30
8.       Palguna     29
9.       Cetra          30
10.   Waisaka    29
11.   Jesta          30
12.   Asada         29/30
Jumlah 354/ 355
Bulan tambahan 30 hari, ada 3x dalam sewindu
Tahun
Jumlah hari bulan dalam setahun
Tahun 0 = 13 bulan = 384 hari
Tahun 1 = 12 bulan = 354 hari
Tahun 2 = 13 bulan = 384 hari
Tahun 3 = 12 bulan = 354/ 355 hari
Tahun 4 = 12 bulan = 354 hari
Tahun 5 = 13 bulan = 384 hari
Tahun 6 = 12 bulan = 354 hari
Tahun 7 = 12 bulan = 355 hari
Jumlah = 2923/2924 hari
Untuk tahun tahun berikutnya penempatan tambahan bulan disesuaikan dimana tahun baru selalu berada di bulan Juli kalender Julian.
Sengkalan
Sengkalan penamaan angka tahun dengan menggunakan kata/ istilah dan tidak menggunakan angka, penulisan sengkalan dimulai dari belakang.
Surya sengkala adalah penamaan tahun untuk tahun matahari yang tentunya adalah tahun Saka.
Candra sengkala adalah penamaan tahun untuk tahun bulan yang tentunya adalah tahun Jawa.
Batas tahun surya dan tahun candra adalah tahun 1455 Saka/ 1455 Jawa 8 Juli 1633 M.
Windu
Windu adalah siklus 8 tahunan untuk menentukan jatuhnya tahun baru saka berikutnya.
Untuk mengingat urutan nama windu, adalah sama dengan nama kalendernya yaitu SAKA.
Nama Windu dan umur hari
1.       Windu Sengara,                 2923 hari
2.       Windu sAncaya,  2924 hari
3.       Windu Kuntara,  2923 hari
4.       Windu Adi       ,  2924 hari
1 Windu = 8 tahun matahari = 99 rotasi bulan = 2923/ 2924 hari
Berbeda dengan penanggalan Jawa yang umurnya hanya 96 rotasi bulan.
Kalender Masehi Julian, 8 x 365,25 = 2922 hari
I Siklus Kecil Windu = 32 tahun,  kelebihan 6 hari ( 1+2+1+2)
1 Siklus Sedang Windu = 32 x 5 = 160 th, kelebihan 5 x 6 = 30 hari, maka menghilangkan 1 bln tambahan.
1 Siklus Besar Windu=(160x5)-32=768 th, kelebihan 5 x 6 = 30 hari, maka menghilangkan 1 bln tambahan
Contoh:
Tanggal 1 s Srawana 0 Saka windu Sangara jatuh pada tanggal 1 Juli 78 M
Maka, Tanggal 1 s Srawana 8 Saka windu sAncaya jatuh pada tanggal 2 Juli 86 M
 Maka Tanggal 1 s Srawana 16 Saka windu Kuntara jatuh pada tanggal 4 Juli 94 M
Tanggal 1 s Srawana 24 Saka windu Adi jatuh pada tanggal 5 Juli 102 M
Tanggal 1 s Srawana 32 Saka windu jatuh pada tanggal 7 Juli 110 M

Perhatian
Sampai dengan hari ini hari Selasa wage tungle wuku galungan tanggal 20 Mei 2014 Penanggalan Saka telah mengakhiri siklus pawukon yang ke 3367dan telah berumur 707070 Hari.
Besok pagi hari Rabu Kliwon wuku Galungan telah memasuki siklus pawukon yang ke 3368.
Bukti
Masehi = (2014 – 78) x 365,25 – 10 – 3 – 41 = 707070
Pawukon = 210 X 3367   = 707070
Keterangan
2014 = Tahun saat ini tahun 2014
78    = tahun dimulainya tahun Saka 78 M
365,25 = Jumlah hari dalam setahun
10  = Penghilangan hari saat perubahan kalender Julian ke Gregorian pada Oktober 1582 M
3    = Penghilangan kabisat tanggal 29 Februari tahun 1700, 1800, 1900
41  = Selisih hari antara 20 Mei 2014 s/d 1 Juli 20

Spesial tulisan ini saya buat, pada pada hari Selasa Wag Tungle, tanggal 20 Mei 2014, terutama untuk mengenang 707070 hari berawalnya Penanggalan Saka.
Dan untuk kado ulang tahun anakku  Maria Larasati Devi Anjani yang ke 9, (20 Mei 2005)
Dan untuk  mengisi waktu, saat jaga ronda siskamling di gereja SPM Bunda Kristus Wedi Klaten.
Sekali lagi saya ucapkan Selamat Hari Raya Galungan yang ke 3368, Rabu kliwon Haryang wuku Galungan, 21 Mei 2014 M.
Salam Budaya.
Salam Damai Kristus.
Tuhan memberkati.
Om Swasti Astu.
Wassalam.
Berkah Dalem.